Ditulis oleh Admin
Minggu, 17 Pebruari 2008
Organisasi Masyarakat Hidayatullah dalam waktu dekat akan menjadi Organisasi Dakwah terbesar ketiga di Indonesia setelah Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, karena di tahun 2015 anggotanya akan dua kali lipat dibandingkan dewasa ini yang mencapai 12 juta anggota. ''Kami menargetkan, antara tahun 2015 sampai tahun 2020, di seluruh kecamatan sudah ada pengurus Hidayatullah dan di tahun 2030 kader Hidayatullah suda ada di 72.000 Desa di seluruh Indonesia.
Bila kini DPW Hidayatullah telah ada di 33 provinsi, 285 kabupaten dan di sekitar 2000 Kecamatan dengan memiliki 12 juta anggota, maka tahun 2030 akan ada lebih dari 50 juta kader Hidayatullah,' kata Ketua Umum DPP Hidayatullah, Dr.Abdul Manan, dalam sambutannya pada pembukaan pelatihan kader Dai Hidayatullah, yang dipusatkan di Masjid Al_Muttaqien, Desa Lolodan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/2/2008).
Pelatihan kader Dai, menurut Kepala Bidang Pembinaan Ummat DPP Hidayatullah H.Abu A'la, MHI, diikuti 45 peserta dari seluruh Indonesia. Mereka akan mengikuti pelatihan selama 3 bulan, sebelum diterjunkan ke daerah krisits, terutama di Indonesia Timur.
Dr Abdul Manan menambahkan, secara resmi, di bawah DPP Hidayatulah, memang pelatihan kader Dai ini merupakan pelatihan tahun kedua, namun, sejak berdirinya Hidayatullah dari tahun 1972, sudah lebih dari 100.000 kader Dai yang dikirim ke seluruh Indonesia.
Bila awalnya, menurut Abdul Manan, kader Dai Hidayatullah dikirim langsung dari pelatihan kadernya di Pesantren Hidayatullah di Gunung Tembak, Balikpapan, kini pendidikan kader selain dilakukan di pesantren, juga di lakukan pengurus DPC, DPW dan DPP Hidayatullah di seluruh Indonesia.
''Selain itu, pelatihan kader juga dilakukan di jalur Perguruan Tinggi yang kini dimiliki Hidayatullah, dan dilakukan secara gratis dan beasiswa, baik melalui Perguruan Tinggi milik Hidayatullah seperti Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen di Jakarta dan Depok, Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam di Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah di Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur, serta kader yang disekolahkan di Universitas Indonesia, dan perguruan tinggi lainnnya di seluruh Indonesia dan di luar negeri, seperti di Arab Saudi dan Sudan,'' kata Abdul Manan.
Mereka yang telah diberikan beasiswa itu, kata Dr.Abdul Manan, seperti ribuan kader-kader dai yang telah dikirim ke seluruh Indonesia, termasuk di daerah kritis seperti di Papua, dan Nias serta pedalaman Kalimantan diharapkan selain akan memberdayakan dan memberikan pengetahuan ilmu agama kepada calon kader, juga memberikan pelatihan dan pemberdayaan ekonomi, seperti cara bertani, memelihara ikan di tambak serta pemberdayaan ekonomi lainnya, sehingga membantu mengentaskan kemiskinan, kebodohan dan meningkatkan budi pekerti serta akhlak.
Menurut Sekretaris Jenderal DPP Hidayatullah, BM Wibowo, sejak awal berdirinya Hidayatullh sudah menggarap program ekonomi dengan cara mendirikan unit usaha yang memberikan sumber pendapatan. ''Misalnya dengan mendirikan unit usaha di bidang Perkebunan, Peternakan, konstruksi, dan media''. Saat ini , kata Wibowo, beberapa perusahaan yang ada di dalam naungan Hidayatullah antara lain PT Lentara Jaya Abadi yang memiliki bisnis inti di bidang media, meliputi penerbitan majalah, cyberspace, radio, percetakan, distribusi, periklanan dan beberapa usaha yang terkait dengan media. PT Totalindo Telematik merupakan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi (IT). Totalindo sudah melakukn bisnis dengan perusahaan di luar negeri. Sakinah Swalayan menaungi usaha di bidang ritel,' tambah Wibowo.
''Selain itu, beberapa Dewan Pimpinn Daerah juga memiliki kegiatan ekonomi. Bahkan hampir di seluruh daerah, Hidayatullah telah memiliki kegiatan ekonomi,'' tegas Sekjen DPP Hidayatullah itu.
''Hidayatullah merupakan ormas Islam yang didirikan pada Januari 1973 di Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur, dan saat ini berfokus pada bidang pendidikan (sekolah integral dan pesantren) serta dakwah di kawasan terpencil. ''Namun, sejalan dengan semangat '' Pengembangan Ekonomi sebagai Pilar Dakwah'', maka Hidayatullah terus akan melebarkan sayap bisnisnya, termasuk masuk ke industri perkebunan kelapa sawit,'' tambah Dr.Abdul Manan.
”Apabila bisnisnya maju, zakat dan infaqnya meningkat, maka gerakan keagamaan juga menjadi lebih maju,” kata Ketua DPP Hidayatullah Dr Abdul Mannan. Pelatihan didukung Majalah Hidayatullah yang telah memiliki lebih dari 100.000 eksemplar, Radio FM di Malang yang dapat di akses ke seluruh dunia, serta mendapat dukungan dari BAMUIS BNI dan Baznas.
Home »
Berita Lembaga
»
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
0 comments:
Post a Comment